Nonton Reality Show Korea "My Neighbor Charles"
Some of you who really knows me in real life, pasti tau banget kalo gue suka sama hal yang berbau korea kayak musik k-pop, k-drama dan semacamnya. Gue juga nonton beberapa acara tv disana kayak: we got married, knowing brothers, running man (ma favorite!), journey to the west, weekly idol, superman is back et ce te ra. Kenapa gue suka banget acara tv disana? Soalnya program-program tv disana itu kreatif banget!. Selalu menampilkan tema dan setting yang berbeda dan fresh padahal program tv disana itu banyak banget dan menurut gue gak ada yang saling contek formatnya.
Long story short, baru-baru ini gue lagi suka sama salah satu reality show yang ditayangin sama KBS world. Judulnya "My Neighbor Charles" atau kalo judul koreanya "Yi ut Jib Chalseu". Reality Show ini konsepnya bercerita tentang para foreigners, some are the refugees/immigrants and their families yang ada dan tinggal di Korea Selatan. Literally beneran menetap disana ya bukan sekedar untuk vacation or students exchange. Mereka bakal diliput kesehariannya sampai berhari-hari (yang belakangan baru gue tahu kalau mereka diliput sampe 2 minggu lamanya). Mereka juga bakal diundang dan (biasanya) di interview di awal dan di akhir acara sama 4 orang panelis yang udah standby di studio my neighbor charles (yang bentuk studionya lucu banget, berupa koper raksasa!) biasanya panelisnya itu Choi Won Jeong, Hong Seok Chon, dan dua orang entertainer asing (biasanya Fabian (Frenchman) & Sayuri (Japanese)).
Episode pertama banget yang gue tonton adalah episode ke 78 yaitu tentang keluarga imigran dari Afghanistan. Mereka pindah ke Korea karena perang yang pecah di sana. Tapi mereka cuma dpt visa kemanusiaan bukan visa pengungsi yg artinya mereka ga dapet government support di korea sana :(. Tokoh utama yang diwawancarai dari keluarga ini adalah si anak perempuan kedua namanya Nahid dan Ayahnya. Nahid punya satu kakak perempuan dan 4 adik laki-laki. In total, keluarga ini ada 8 orang. Wow.
Bagi gue, episode pertama yang gue tonton ini adalah episode yang paling sedih. Nahid kelas 6 SD, dan semua saudaranya juga sekolah kecuali yang dua terakhir karena masih balita. Karena si kakak tinggal di boarding school, jadilah Nahid yang dituakan dirumah oleh adik-adiknya.
Tiap hari dari pagi sampai malam, Nahid ini yang ngurusin adik-adiknya, karena menurut tradisi orang Afganistan (yang bagi gue agak aneh juga) seorang wanita gak boleh keluar rumah jadi ibunya Nahid gak bisa beraktifitas dan ngikutin aktivitas anak-anaknya di luar rumah.
Yang bikin terenyuh, ayahnya Nahid ini gak lancar bahasa Korea padahal udah lebih dari 7 tahun tinggal di Korea. Jadinya susah buat cari kerja disana kalau gak lancar bahasa korea, lagipula harus pegang sertifikat. Beliau cuma kerja jadi tukang pengumpul barang bekas dan tukang sampah, padahal beliau dulunya itu seorang Dokter di Afghanistan. Karena beban hidup dan pikiran yang ditanggung itu si Ayahnya ini jadi kena penyakit jantung.
Gue salut sama si Nahid ini, dia itu tulus banget ngasuh adek-adeknya, gak pernah ngeluh, padahal adeknya ini kalo menurut gue termasuk susah diatur kecuali yang paling gede. Kalau dikasih uang jajan sama ibunya dia juga pasti gak lupa sama adik-adiknya pasti mereka dibeliin sesuatu.
Si Nahid ini juga punya cita-cita jadi Dokter kayak ayahnya dulu. Tapi ada di salah satu scene ditujukin kalo nilainya Nahid gak terlalu bagus karena dia dulu ga bisa bahasa Korea alhasil kalo di sekolah kerjanya dia dulu cuma tidur aja.
As a muslim, Nahid sama adik-adiknya ini juga puasa, solat dan juga ngaji. Gak pake ngeluh atau disuruh. Ayahnya bahkan jadi koki sukarelawan di masjid waktu bulan puasa, gapapa biar dapat pahala kata Ayahnya. Nahid juga bilang kalau dia lagi berdoa, doanya itu buat ayah dan ibunya dulu, baru berdoa buat dia dan adik-adiknya. Pokoknya salut deh gue sama dia.
Ya itu sekilas aja tentang keluarganya si Nahid, kalau mau tau lebih bisa nonton di Utube (link), atau download di myasiantv.se (link).
Setelah nonton episode keluarganya Nahid, gue jadi ketagihan nonton episode-episode lainnya. Gak kalah seru lho. Ada episode dimana ada seorang remaja cewek Bangladesh yang diadopsi sama keluarga Korea dari dia kecil (sedih pas dia pisah sama keluarga kandungnya buat balik ke Korea), ada juga dua orang kakak adik dari Turki yang jualan di Korea dan sempet dimaki-maki sama orang korea. Ada juga episode seorang janda dua anak dari Uzbekistan yang fluent 4 bahasa tapi punya penyakit semacam dementia, keluarga Afrika yang kesulitan keuangan dan masih banyak lagi.
Moral value yang bisa gue ambil dari tontonan ini banyak banget, pertama bikin gue sadar dan bertanya ke diri gue sendiri, sudahkah gue bersyukur hari ini? Diukur dari segi mana pun hidup gue masih jauh lebih enak daripada hidupnya para narasumber. I'm not a foreigner or even a refugee yang udah pasti hidup di negara baru itu gak enak. Gimana perjuangan mereka buat survive di negara yang sangat asing buat mereka. Gimana rasanya jadi beda di negara yang homogen. Itu semua bisa dilihat dari acara ini. Yang bisa bikin mata tuh terbuka, sampe bisa sampe bikin gue realise bahwa 'oh ada loh di belahan bumi sana, para imigran atau orang asing yang struggling banget buat hidupnya dia'; 'wah tough banget nih orang ngadepin perbedaan budaya bahkan rasisme dari orang-orang' atau 'wow hidup gue gak ada apa-apanya nih dibanding mereka'
Sedangkan gue masih bisa kuliah dengan segala fasilitas yang dikasih nyokap ke gue. Gue gak perlu kerja sampingan, tinggal telpon nyokap kalo duit habis, langsung dikirimin duit. Gue juga gak punya adek jadi gue gak perlu momong bocah. Dan alhamdulillah gue juga bukan anak adopsi.
Pokoknya menurut gue setiap episode dari reality show ini selalu bisa nyentuh self-awareness setiap orang yang nonton.
Kalo dikasih rating gue bakal kasih nilai 9/10.
Anyone has watched this show too?
I'm still continuing to watch more episodes of the show.
Long story short, baru-baru ini gue lagi suka sama salah satu reality show yang ditayangin sama KBS world. Judulnya "My Neighbor Charles" atau kalo judul koreanya "Yi ut Jib Chalseu". Reality Show ini konsepnya bercerita tentang para foreigners, some are the refugees/immigrants and their families yang ada dan tinggal di Korea Selatan. Literally beneran menetap disana ya bukan sekedar untuk vacation or students exchange. Mereka bakal diliput kesehariannya sampai berhari-hari (yang belakangan baru gue tahu kalau mereka diliput sampe 2 minggu lamanya). Mereka juga bakal diundang dan (biasanya) di interview di awal dan di akhir acara sama 4 orang panelis yang udah standby di studio my neighbor charles (yang bentuk studionya lucu banget, berupa koper raksasa!) biasanya panelisnya itu Choi Won Jeong, Hong Seok Chon, dan dua orang entertainer asing (biasanya Fabian (Frenchman) & Sayuri (Japanese)).
Episode pertama banget yang gue tonton adalah episode ke 78 yaitu tentang keluarga imigran dari Afghanistan. Mereka pindah ke Korea karena perang yang pecah di sana. Tapi mereka cuma dpt visa kemanusiaan bukan visa pengungsi yg artinya mereka ga dapet government support di korea sana :(. Tokoh utama yang diwawancarai dari keluarga ini adalah si anak perempuan kedua namanya Nahid dan Ayahnya. Nahid punya satu kakak perempuan dan 4 adik laki-laki. In total, keluarga ini ada 8 orang. Wow.
Bagi gue, episode pertama yang gue tonton ini adalah episode yang paling sedih. Nahid kelas 6 SD, dan semua saudaranya juga sekolah kecuali yang dua terakhir karena masih balita. Karena si kakak tinggal di boarding school, jadilah Nahid yang dituakan dirumah oleh adik-adiknya.
![]() |
Ya Allah... |
Tiap hari dari pagi sampai malam, Nahid ini yang ngurusin adik-adiknya, karena menurut tradisi orang Afganistan (yang bagi gue agak aneh juga) seorang wanita gak boleh keluar rumah jadi ibunya Nahid gak bisa beraktifitas dan ngikutin aktivitas anak-anaknya di luar rumah.
Yang bikin terenyuh, ayahnya Nahid ini gak lancar bahasa Korea padahal udah lebih dari 7 tahun tinggal di Korea. Jadinya susah buat cari kerja disana kalau gak lancar bahasa korea, lagipula harus pegang sertifikat. Beliau cuma kerja jadi tukang pengumpul barang bekas dan tukang sampah, padahal beliau dulunya itu seorang Dokter di Afghanistan. Karena beban hidup dan pikiran yang ditanggung itu si Ayahnya ini jadi kena penyakit jantung.
![]() |
Mrebes mili ngeliat scene ini |
Si Nahid ini juga punya cita-cita jadi Dokter kayak ayahnya dulu. Tapi ada di salah satu scene ditujukin kalo nilainya Nahid gak terlalu bagus karena dia dulu ga bisa bahasa Korea alhasil kalo di sekolah kerjanya dia dulu cuma tidur aja.
As a muslim, Nahid sama adik-adiknya ini juga puasa, solat dan juga ngaji. Gak pake ngeluh atau disuruh. Ayahnya bahkan jadi koki sukarelawan di masjid waktu bulan puasa, gapapa biar dapat pahala kata Ayahnya. Nahid juga bilang kalau dia lagi berdoa, doanya itu buat ayah dan ibunya dulu, baru berdoa buat dia dan adik-adiknya. Pokoknya salut deh gue sama dia.
Ya itu sekilas aja tentang keluarganya si Nahid, kalau mau tau lebih bisa nonton di Utube (link), atau download di myasiantv.se (link).
Setelah nonton episode keluarganya Nahid, gue jadi ketagihan nonton episode-episode lainnya. Gak kalah seru lho. Ada episode dimana ada seorang remaja cewek Bangladesh yang diadopsi sama keluarga Korea dari dia kecil (sedih pas dia pisah sama keluarga kandungnya buat balik ke Korea), ada juga dua orang kakak adik dari Turki yang jualan di Korea dan sempet dimaki-maki sama orang korea. Ada juga episode seorang janda dua anak dari Uzbekistan yang fluent 4 bahasa tapi punya penyakit semacam dementia, keluarga Afrika yang kesulitan keuangan dan masih banyak lagi.
Moral value yang bisa gue ambil dari tontonan ini banyak banget, pertama bikin gue sadar dan bertanya ke diri gue sendiri, sudahkah gue bersyukur hari ini? Diukur dari segi mana pun hidup gue masih jauh lebih enak daripada hidupnya para narasumber. I'm not a foreigner or even a refugee yang udah pasti hidup di negara baru itu gak enak. Gimana perjuangan mereka buat survive di negara yang sangat asing buat mereka. Gimana rasanya jadi beda di negara yang homogen. Itu semua bisa dilihat dari acara ini. Yang bisa bikin mata tuh terbuka, sampe bisa sampe bikin gue realise bahwa 'oh ada loh di belahan bumi sana, para imigran atau orang asing yang struggling banget buat hidupnya dia'; 'wah tough banget nih orang ngadepin perbedaan budaya bahkan rasisme dari orang-orang' atau 'wow hidup gue gak ada apa-apanya nih dibanding mereka'
Sedangkan gue masih bisa kuliah dengan segala fasilitas yang dikasih nyokap ke gue. Gue gak perlu kerja sampingan, tinggal telpon nyokap kalo duit habis, langsung dikirimin duit. Gue juga gak punya adek jadi gue gak perlu momong bocah. Dan alhamdulillah gue juga bukan anak adopsi.
Pokoknya menurut gue setiap episode dari reality show ini selalu bisa nyentuh self-awareness setiap orang yang nonton.
Kalo dikasih rating gue bakal kasih nilai 9/10.
Anyone has watched this show too?
I'm still continuing to watch more episodes of the show.
Komentar
Posting Komentar