sepenggal kisah di siang hari
Siang itu, aku dan ibuku
pergi ke pasar dekat rumah kami. Saat memilih beberapa jenis sayuran, kami
bertemu seorang pedagang yang dulunya adalah tetangga di lingkungan rumah kami. Bapak
itu menyapa kami, ibuku pun dengan ramah menanyakan kabar bapak tersebut.
Sampai di satu titik, ibuku bertanya kabar istri dan anak-anak bapak tersebut. Namun reaksi
yang diberikan bapak tersebut tidak dapat kami sangka. Ia menghela napasnya pelan
sambil menundukan wajahnya.
“istri saya sudah tidak
disini. Ia nekat jadi TKW di Arab Saudi. Sebenarnya ia lari. Padahal, saya tidak
pernah mengizinkan dia pergi. Meninggalkan saya dan anak-anak. Sudah lama. Mungkin
ia tak akan kembali.” Katanya walaupun dengan suara yang ia buat setenang
mungkin tapi tetap terdengar ada kesedihan oleh telingaku.
Seketika aku dan ibuku diam.
Lebih tepatnya kami bingung, terkejut karena tidak menyangka mendapat jawaban seperti itu, dan juga merasa tidak enak. Dua detik
kemudian ibuku baru bisa membalas ucapannya. “ya allah. Lalu bagaimana dengan
anak-anak?.”
“mereka sama neneknya. Saya disini
cari uang.”
Aku tak tau siapa yang menghidupkan
radio disebelah lapak jualan bapak itu, tapi dengan kurang ajarnya lagu
menunggumu milik peterpan tiba-tiba saja mengalun seolah-olah sangat cocok
untuk menggambarkan suasana hati bapak tersebut. Aku yang sedari tadi tak mengatakan apa-apa, diam-diam sangat mengutuk lagu itu karena muncul disaat yang tepat sekali.
Setelahnya ibuku membeli
beberapa sayur dari lapak bapak tersebut dan meninggalkan beberapa kata penguat
untuk bapak tersebut. Kemudian kami pergi dari lapak bapak itu dengan kondisi masing-masing
masih saling terdiam. Seakan bersimpati dengan kondisi bapak tersebut dengan diamnya
kami.
Note: cerita diatas nyata
adanya.
Komentar
Posting Komentar